Selasa, 27 September 2011

HUBUNGAN PERILAKU HIGIENE MENSTRUASI TERHADAP KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 xxx TAHUN 20xx


ABSTRAK
 HUBUNGAN PERILAKU HIGIENE MENSTRUASI TERHADAP KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 xxx
TAHUN 2008

Oleh
xxx

Permasalahan kesehatan reproduksi remaja saat ini masih menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian. Kesehatan reproduksi remaja tidak hanya masalah seksual saja tetapi juga menyangkut segala aspek tentang organ reproduksinya. Terutama untuk remaja putri yang nantinya menjadi seorang wanita yang bertanggung jawab terhadap keturunannya, menjaga higienitas pada saat menstruasi sangat perlu untuk menghindari penyakit infeksi yang nantinya dapat sangat merugikan. Keputihan merupakan salah satu masalah yang cukup berpengaruh pada wanita,  perilaku tidak higiene ketika menstruasi dapat menyebabkan keputihan.  Higiene menstruasi atau menjaga kebersihan pada saat menstruasi, merupakan komponen higiene perorangan yang memegang peranan penting dalam status perilaku kesehatan seseorang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku higiene menstruasi terhadap kejadian keputihan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 xxx. Penelitian ini merupakan  penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara propotional random sampling dan didapatkan 190 sampel. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder, yaitu data yang didapatkan dari hasil pengumpulan dengan kuesioner. Dari data tersebut dilakukan analisis data secara univariat dan bivariat, Yaitu uji statistik Chi Square dan uji korelasi koefisien kontingensi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 190 responden, didapatkan kejadian keputihan sebanyak 63,7%, pengetahuan yang baik sebanyak 87,9%, sikap yang baik 27,9 %,  dan tindakan yang baik sebanyak 47,38 %. Dari hasil uji statistik Chi Square didapatkan tidak ada hubungan antara pengetahuan terhadap kejadian keputihan, namun ada hubungan antara sikap dan tindakan terhadap kejadian keputihan. Berdasarkan uji koefisien kontingensi diketahui bahwa tindakan memiliki keeratan paling kuat (C= 0,280) dibandingkan faktor yang lain.

balik ke daftar

Tidak ada komentar: