Selasa, 27 September 2011

HUBUNGAN ANTARA UKURAN TUMOR DENGAN METASTASIS KELENJAR GETAH BENING KANKER PAYUDARA DUKTAL INVASIF


ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA UKURAN TUMOR DENGAN METASTASIS KELENJAR GETAH BENING KANKER PAYUDARA DUKTAL INVASIF

Oleh
xxx xxx

Keterlibatan metastasis kelenjar getah bening aksila pada kanker payudara duktal invasif sangat penting karena merupakan tempat pertama dan terbanyak metastasis sebelum menjadi metastasis jauh. Maka, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ukuran tumor mempengaruhi timbulnya metastasis kelenjar getah bening aksila.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik potong lintang. Penelitian dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi Rumah Sakit xxxxxx. Penelitian menggunakan data sekunder yaitu rekam medis kasus kanker payudara duktal invasif selama periode xxxxxx. Sampel penelitian adalah seluruh populasi yang memenuhi kriteria inklusi (populasi adalah sampel). Data kemudian diolah dengan analisa univariat yang menghasilkan distribusi frekuensi dan analisa bivariat dengan uji hipotesis kai kuadrat dan estimasi resiko.

Hasil penelitian menunjukan distribusi pasien kanker payudara berdasarkan umur dari 49 sampel, yang terbanyak berada pada interval umur 40-49 tahun sebanyak 34.7%. Pasien dengan ukuran tumor < 5 cm ada 49%, 51%-nya berukuran tumor ≥ 5 cm. Penderita kanker payudara duktal invasif dengan metastasis kelenjar getah bening aksila sebanyak 34.7%  dan tidak ada metastasis kelenjar getah bening aksila sebanyak 65.3%.

Sampel dengan ukuran tumor < 5 cm dengan metastasis kelenjar getah bening aksila ada 8.2%, tanpa metastasis kelenjar getah bening aksila ada 40.8%. Sampel dengan ukuran tumor ≥ 5 cm dengan metastasis ada 26.5%, dan tidak ada metastasis ada 24.5%. Terdapat hubungan bermakna antara ukuran tumor dengan metastasis kelenjar getah bening aksila kanker payudara duktal invasif. dengan Pvalue = 0.022 dan OR= 5,42

balik ke daftar

HUBUNGAN ANTARA GRADASI DAN STADIUM KARSINOMA PAYUDARA DUKTAL INVASIF


HUBUNGAN ANTARA GRADASI DAN STADIUM
KARSINOMA PAYUDARA DUKTAL INVASIF

Oleh
xxxxxx

ABSTRAK
Karsinoma payudara duktal invasif adalah karsinoma payudara yang paling sering terjadi pada wanita.  Untuk menentukan kelainan payudara merupakan suatu keganasan atau bukan maka diagnosis pasti perlu ditegakkan diantaranya dengan menetapkan stadium klinis dan gradasi histopatologinya.  Stadium klinis dipengaruhi oleh ukuran tumor primer, metastasis ke kelenjar getah bening aksila, dan metastasis ke organ lain.  Sedangkan gradasi histopatologi ditentukan dengan melihat jumlah tubulus, bentuk dan ukuran inti sel, serta jumlah mitosis yang terdapat pada jaringan payudara.  Selain itu stadium klinis dan gradasi histopatologi juga digunakan dalam menentukan prognosis karsinoma payudara.
Telah dilakukan penelitian dengan menggunakan rancangan penelitian studi cross sectional analytic untuk mengetahui adanya hubungan antara gradasi histopatologi dan stadium klinis karsinoma payudara duktal invasif.  Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 kasus yang diperoleh dengan menggunakan metode total sampling, kemudian dicari stadium klinis dan gradasi histopatologinya.
Dari hasil penelitian diperoleh jumlah kasus dengan gradasi rendah dan stadium dini sebanyak 7 kasus (23%), gradasi rendah dan stadium lanjut sebanyak 4 kasus (13%), gradasi tinggi dan stadium dini sebanyak 3 kasus (10%), dan gradasi tinggi dan stadium lanjut sebanyak 16 kasus (53%).   Analisis statistik menunjukkan adanya hubungan (p<0,05) antara gradasi histopatologi dan stadium klinis karsinoma payudara duktal invasif.
balik ke daftar

HUBUNGAN PERILAKU HIGIENE MENSTRUASI TERHADAP KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 xxx TAHUN 20xx


ABSTRAK
 HUBUNGAN PERILAKU HIGIENE MENSTRUASI TERHADAP KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 xxx
TAHUN 2008

Oleh
xxx

Permasalahan kesehatan reproduksi remaja saat ini masih menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian. Kesehatan reproduksi remaja tidak hanya masalah seksual saja tetapi juga menyangkut segala aspek tentang organ reproduksinya. Terutama untuk remaja putri yang nantinya menjadi seorang wanita yang bertanggung jawab terhadap keturunannya, menjaga higienitas pada saat menstruasi sangat perlu untuk menghindari penyakit infeksi yang nantinya dapat sangat merugikan. Keputihan merupakan salah satu masalah yang cukup berpengaruh pada wanita,  perilaku tidak higiene ketika menstruasi dapat menyebabkan keputihan.  Higiene menstruasi atau menjaga kebersihan pada saat menstruasi, merupakan komponen higiene perorangan yang memegang peranan penting dalam status perilaku kesehatan seseorang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku higiene menstruasi terhadap kejadian keputihan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 xxx. Penelitian ini merupakan  penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara propotional random sampling dan didapatkan 190 sampel. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder, yaitu data yang didapatkan dari hasil pengumpulan dengan kuesioner. Dari data tersebut dilakukan analisis data secara univariat dan bivariat, Yaitu uji statistik Chi Square dan uji korelasi koefisien kontingensi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 190 responden, didapatkan kejadian keputihan sebanyak 63,7%, pengetahuan yang baik sebanyak 87,9%, sikap yang baik 27,9 %,  dan tindakan yang baik sebanyak 47,38 %. Dari hasil uji statistik Chi Square didapatkan tidak ada hubungan antara pengetahuan terhadap kejadian keputihan, namun ada hubungan antara sikap dan tindakan terhadap kejadian keputihan. Berdasarkan uji koefisien kontingensi diketahui bahwa tindakan memiliki keeratan paling kuat (C= 0,280) dibandingkan faktor yang lain.

balik ke daftar

PENGARUH PEMBERIAN MINUMAN BERALKOHOL TERHADAP JUMLAH SEL PURKINJE SEREBELLUM MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN GALUR BALB/C


ABSTRAK
 PENGARUH PEMBERIAN MINUMAN BERALKOHOL TERHADAP JUMLAH SEL PURKINJE SEREBELLUM MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN GALUR BALB/C

 Oleh
 xxx xxx


Alkohol mempunyai banyak kegunaan. Alkohol mempuyai efek stimulan dan depresi sistem saraf. Banyak kejadian kecelakaan disebabkan konsumsi minuman beralkohol. Pemberian alkohol secara kronis dapat menurunkan jumlah sel Purkinje serebelum.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan jumlah sel Purkinje mencit yang diberikan minuman beralkohol peroral.

Sebanyak 20 ekor mencit (Mus musculus L.) galur Balb/c jantan (usia 3-4 bulan) dibagi secara acak menjadi 4 kelompok, yaitu kontrol (diberikan aquades), dosis 0.56, dosis 0.80, dosis 1.12 masing-masing terdiri dari 5 ekor. Selama 30 hari diberikan secara peroral 1.12 ml aquades (kontrol), dosis 0.56, 0.80, dan 1.12 diberikan minuman beralkohol masing-masing 0.56 ml, 0.80 ml, dan 1.12 ml.setelah 30 hari, mencit didekapitasi dan diambil otaknya untuk dibuat sediaan mikroskopis dan diinterpretasi dengan menggunakan mikroskop.

Pemberian minuman beralkohol merk X tidak mengurangi jumlah sel Purkinje serebelum. Dengan uji ANOVA dan Pearson tidak terdapat hubungan yang bermakna masing-masing kelompok. Dengan uji Pearson ada korelasi negatif yang lemah antara peningkatan dosis minuman beralkohol dengan penurunan jumlah sel Purkinje serebelum.

Pemberian minuman beralkohol merk X tidak mempengaruhi jumlah sel Purkinje. Ada korelasi negatif yang lemah antara peningkatan dosis pemberian minuman beralkohol dengan jumlah sel Purkinje serebelum.

balik ke daftar

PENGARUH MINUMAN YANG MENGANDUNG TAURIN DAN KAFEIN SEBELUM OLAHRAGA TERHADAP PERUBAHAN DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH PADA ATLET BASEBALL PON 2008 PROVINSI xxx


ABSTRAK

PENGARUH MINUMAN YANG MENGANDUNG TAURIN DAN KAFEIN SEBELUM OLAHRAGA TERHADAP PERUBAHAN DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH PADA ATLET BASEBALL PON 2008 PROVINSI LAMPUNG

 Oleh
 xxxx

  
     Akhir-akhir ini semakin banyak beredar berbagai macam merk dan jenis minuman suplemen yang mengandung taurin dan kafein di pasaran. Jarang sekali konsumen yang membaca keterangan-keterangan yang tertera di kemasannya. Padahal pada kemasan minuman suplemen ini terdapat informasi-informasi yang penting. Terkadang walaupun konsumen telah membaca informasi di belakang kemasan tersebut, banyak yang tidak mengerti maksud tulisan yang ada disitu. Minuman ini berpengaruh terhadap kerja sistem kardiovaskular, terutama pada otot jantung dan vasokonstriksi pembuluh darah. Diduga yang mempengaruhi hal-hal tersebut adalah kandungan utama yang ada di dalam minuman suplemen ini yaitu taurin dan kafein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minuman yang mengandung taurin dan kafein sebelum olahraga terhadap perubahan denyut nadi dan tekanan darah pada atlet baseball PON 2008 Provinsi xxx.
     Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan Perunggu Softball dan Baseball xxx dengan subjek penelitian adalah atlet baseball PON 2008 Provinsi xxx. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental yang dilakukan secara field trial.
     Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 22 orang sampel penelitian, (1)  sampel yang melakukan latihan tanpa pemberian minuman suplemen sebagian besar mengalami peningkatan denyut nadi, yaitu sebanyak 16 orang (72,7%). Dan sampel yang melakukan latihan dengan pemberian minuman suplemen sebagian besar juga mengalami peningkatan denyut nadi, yaitu sebanyak 18 orang (81,8%), dengan p-vaule = 0,018 (2) sampel yang melakukan latihan tanpa pemberian minuman suplemen sebagian besar mengalami peningkatan tekanan darah, yaitu sebanyak 19 orang (86,4%). Dan sampel yang melakukan latihan dengan pemberian minuman suplemen sebagian besar juga mengalami peningkatan tekanan darah, yaitu sebanyak 18 orang (81,8%) dengan p-vaule = 0,000

 balik ke daftar

Senin, 26 September 2011


ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN MINUMAN BERENERGI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH SISTOLIK DAN DIASTOLIK PADA ANGGOTA UKM xxx UNIVERSITAS xxx

Oleh
xxx

Di media massa saat ini, banyak diiklankan minuman energi (energy drink). Dikatakan bahwa, minuman ini akan menambah tenaga dan meningkatkan daya tahan tubuh bahkan masyarakat beranggapan dapat memberikan kebugaran jasmani. Jarang sekali konsumen yang membaca keterangan-keterangan yang tertera di kemasannya padahal pada kemasan minuman energi ini terdapat informasi yang penting seperti komposisi dan dosis dari minuman berenergi.  Terkadang walaupun konsumen telah membaca informasi di belakang kemasan tersebut, banyak yang tidak mengerti maksud tulisan yang ada disitu. Minuman ini berpengaruh terhadap kerja sistem kardiovaskuler, terutama pada otot jantung dan vasokontriksi pembuluh darah.  Diduga yang mempengaruhi hal-hal tersebut adalah kandungan utama yang ada di dalam minuman energi ini yaitu taurin dan kafein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian minuman berenergi terhadap perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik pada anggota UKM xxx Universitas xxx.
Penelitian ini dilaksanakan di gedung Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas xxx dengan subjek penelitian berjumlah 20 orang yang merupakan anggota UKM xxx. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental pre test - post test field trial. Data yang didapatkan berupa tekanan sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah mengkonsumsi minuman berenergi, kemudian diuji secara statistik dengan uji t berpasangan dengan batas kemaknaan 5 % (α=0,05).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik pada anggota UKM xxx Universitas xxx, p-value yang diperoleh dari uji ini adalah 0,01. Nilai signifikasi ini lebih kecil dari batas kemaknaan yang ditetapkan yaitu (α=0,05). Hasil ini dinyatakan ada peningkatan tekanan darah sistolik bermakna atau terdapat perbedaan rata-rata. Sedangkan untuk tekanan darah diastolik, p-value yang diperoleh dari uji ini adalah 0,00. Nilai signifikasi ini lebih kecil dari batas kemaknaan yang ditetapkan yaitu (α=0,05). Dengan demikian, hasil ini dinyatakan ada penurunan tekanan darah diastolik bermakna atau terdapat perbedaan rata-rata.

balik ke daftar

HUBUNGAN KADAR ASAM URAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA GOUT DI RS xxxx


I.                   PENDAHULUAN

A.            Latar Belakang
GOUT atau penyakit asam urat, suatu penyakit yang sudah dikenal sejak masa Hippocrates, sering dinamakan sebagai "penyakit para raja dan raja dari penyakit" karena sering muncul pada kelompok masyarakat dengan kemampuan sosial-ekonomi tinggi sehingga sering mengonsumsi daging (yaitu keluarga kerajaan pada zaman dahulu) serta karena menimbulkan rasa sakit yang teramat sangat.  Gout sendiri berasal dari bahasa Latin, yaitu gutta (tetesan) karena kepercayaan kuno bahwa penyakit ini disebabkan oleh luka yang jatuh tetes demi tetes ke dalam sendi ( Depkes RI, 2007 ).
 Gout secara tradisional dibagi menjadi bentuk primer (90 persen) dan sekunder (10 persen).  Gout primer adalah kasus gout di mana penyebabnya tidak diketahui atau akibat kelainan proses metabolisme dalam tubuh.  Gout sekunder adalah kasus di mana penyebabnya dapat diketahui.  Sekitar 90 persen pasien gout primer adalah laki-laki yang umumnya berusia lebih dari 30 tahun, sementara gout pada wanita umumnya terjadi setelah menopause.  Diperkirakan bahwa gout terjadi pada 840 orang setiap 100.000 orang.  Gout sangat terkait dengan obesitas, hipertensi, hiperlipidemia, dan diabetes mellitus ( Depkes RI, 2007 ).
 Kejadian artritis gout dalam beberapa dasawarsa terakhir ini baik di negara-negara maju maupun yang sedang berkembang semakin meningkat terutama pada pria usia 40-50 tahun ( Pirma Siburian, 2007 ).
 Menurut Dr. Richard J. Johnson dari Baylor College, Texas dalam makalah berjudul New Roles for Uric acid in the Pathogenesis of Hypertension and Renal Diseases memaparkan sejak lama diamati bahwa pada pasien hipertensi ditemukan peninggian asam urat.  Dari berbagai penelitian mulai terungkap lebih banyak ”rahasia” asam urat.  Misalnya, asam urat ternyata juga merangsang sistem renin angiotensin, sehingga memacu peninggian tekanan darah. Pada binatang percobaan, hiperurisemia (kadar asam urat darah yang tinggi) menyebabkan penebalan dinding arteri di ginjal, khususnya pembuluh arteriol efferen, sehingga terjadi arteriosklerosis yang selanjutnya menyebabkan hipertensi.  Melalui beberapa zat mediator peradangan, asam urat juga menyebabkan proliferasi sel-sel ginjal yang pada gilirannya merusak saringan ginjal.  Memang masih diperlukan penelitian-penelitian lanjutan tentang asam urat, tapi peninggian asam urat ternyata tidak hanya menyebabkan radang sendi, penumpukan asam urat di ginjal dan batu ginjal, tetapi sekarang juga terkait dengan hipertensi. Namun untunglah, kemajuan di bidang biologi molekuler menghasilkan pengobatan penyakit ginjal menjadi lebih canggih, yaitu dengan melakukan blokade zat mediator atau pemicu proses inflamasi.  Blokade dilakukan terhadap zat-zat sitokin seperti IL-1, TNFalpha, dan MIF.  Blokade-blokade yang spesifik ini menghasilkan perbaikan-perbaikan tertentu seperti berkurangnya proteinuria, gambaran kerusakan sel yang lebih baik, dan sebagainya.  Di samping keberhasilan, masih ada juga kegagalan-kegagalan yang ditemui pada blokade ini seperti misalnya timbulnya sepsis.  Penelitian lanjutan masih diperlukan agar bentuk terapi ini dapat diterapkan secara rutin di klinik ( Sinar Harapan, 2007 ).

 B.      Identifikasi masalah
 Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat di identifikasi masalah sebagai berikut :
1.          Bagaimana karakteristik penderita gout di RS xxxx
2.          Bagaimana tekanan darah pada penderita gout di RS xxxx
3.          Bagaimana status gizi pada penderita gout di RS xxxx

C.      Tujuan Penelitian
1.          Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik, tekanan darah, dan status gizi penderita gout di RS xxxx

2.          Tujuan Khusus
a.     Mengetahui karakteristik penderita gout di RS xxxx
b.     Mengetahui tekanan darah pada penderita gout di RS xxxx
c.     Mengetahui status gizi pada penderita gout di RS xxxx
  
D.            Mafaat Penelitian 
1.      Memberikan pengalaman meneliti bagi penulis
2.      Sebagai bahan  informasi kepada pihak RS xxxx
3.  Untuk memberikan informasi kepada masyarakat hubungan antara kadar asam urat dengan tekanan darah
4.      Sebagai bahan informasi dan pengetahuan bagi Program Studi xxx
5.   Sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya.

balik ke daftar

PENGARUH USIA PENYAPIHAN ASI TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN xxx KOTA xxx DESEMBER xxxx

ABSTRAK

PENGARUH USIA PENYAPIHAN ASI TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN xxx KOTA xxx DESEMBER xxxx SG#004

  
Oleh

 xxx xxx



Masa penyapihan ASI merupakan masa peralihan antara penyusuan dan makan makanan dewasa, sebagai masukan energi serta zat gizi yang utama. Masa ini merupakan masa yang berbahaya bagi bayi/balita karena terdapat risiko infeksi yang lebih tinggi selama proses ini. Selain itu, usia penyapihan ASI juga merupakan salah satu faktor yang berhubungan terhadap status gizi bayi/balita. Maka penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh usia penyapihan ASI terhadap status gizi balita. Hipotesis yang diajukan ialah adanya pengaruh usia penyapihan ASI terhadap status gizi pada balita berdasarkan indeks berat badan menurut umur (BB/U) dan adanya pengaruh usia penyapihan ASI terhadap status gizi pada balita berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional, menggunakan data primer dari wawancara terpimpin dan pengukuran antropometri (tinggi badan) serta data sekunder dari data antropometri (berat badan dan umur saat ini). Penelitian ini dilaksanakan di posyandu-posyandu Kelurahan Iring Mulyo Kota Metro pada bulan Desember 2006. Populasi penelitian ialah seluruh balita yang telah disapih ASI, yang memeriksakan kesehatan ke posyandu-posyandu di Kelurahan Iring Mulyo Kota Metro, dengan kriteria inklusi: mulai memperoleh makanan penambah Air Susu Ibu sejak berumur 4 – 6 bulan dan tidak menderita penyakit infeksi (batuk, pilek, demam, diare, dan lainnya) dalam 1 bulan terakhir. Semua populasi yang telah memenuhi kriteria inklusi digunakan sebagai sampel, sehingga diperoleh sampel sebanyak 108 orang. Analisis data secara bivariat menggunakan uji korelasi Pearson product moment dengan tingkat kepercayaan 90%.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa usia penyapihan ASI dari seluruh sampel paling banyak berada pada tingkat usia 19 – 24 bulan, yaitu sebanyak 39 orang (36,1%). Status gizi dari seluruh sampel, berdasarkan indeks BB/U sebesar 86 orang (79,6%) memiliki status gizi baik, berdasarkan indeks BB/TB sebesar 95 orang (88%) masuk dalam kategori normal. Uji statistik memperlihatkan bahwa adanya pengaruh antara usia penyapihan ASI terhadap status gizi yang dinilai berdasarkan indeks berat badan menurut umur (BB/U) (p=0,062) dan adanya pengaruh antara usia penyapihan ASI terhadap status gizi yang dinilai berdasarkan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) (p=0,094).



balik ke daftar

EFEKTIVITAS KMnO4 DAN ASAM L-ASKORBAT SEBAGAI BAHAN ADITIF PADA PENGEMASAN AKTIF BUAH DUKU (Lansium domesticum Corr.) DALAM BERBAGAI KEMASAN

ABSTRAK


EFEKTIVITAS KMnO4 DAN ASAM L-ASKORBAT SEBAGAI BAHAN ADITIF PADA PENGEMASAN AKTIF BUAH DUKU (Lansium domesticum Corr.) DALAM BERBAGAI KEMASAN

Oleh

xxx xxx


Buah duku mudah sekali mengalami kerusakan, yang mengakibatkan buah duku hanya dapat dipasarkan dalam jangka waktu relatif singkat.  Oleh karena itu, perlu ada usaha penanganan pascapanen yang baik.  Salah satu caranya adalah dengan menggunakan teknologi pengemasan aktif, yaitu pengemasan dengan mengubah komposisi udara di dalam kemasan dengan cara memasukkan bahan aditif ke dalam kemasan.  Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan bahan aditif KMnO4 dan asam L-askorbat yang dikombinasikan dengan tiga jenis kemasan, yaitu chamber kedap udara bervolume 2.064,59 cm3, satu  dan dua lapis plastic wrapping.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas KMnO4 dan asam L-askorbat, serta kombinasinya pada berbagai jenis kemasan (chamber kedap udara, satu lapis dan dua lapis plastic wrapping) dalam memperpanjang masa simpan dan mempertahankan mutu buah duku dalam teknologi pengemasan aktif.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, mulai dari bulan Februari sampai dengan April 2005.  Perlakuan yang diterapkan adalah 200 mg KMnO4 dan 2 mg asam L-askorbat, serta kombinasinya yang diterapkan dalam tiga jenis kemasan:  (1) chamber kedap udara, (2) satu lapis, dan (3) dua lapis plastic wrapping.  Perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap, dalam 5 ulangan, masing-masing berisi 20 buah duku dengan ukuran dan pemasakan seseragam mungkin. 
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut.  (1) Dengan mempertimbangkan masa simpan, kandungan asam L-askorbat, tingkat kemanisan, dan keamanan terhadap lingkungan, perlakuan 2 mg asam L-askorbat adalah bahan aditif yang paling efektif untuk pengemasan aktif  buah duku (bobot buah 406,78 ± 20,12 g) ;  (2) Bahan aditif 2 mg asam L-askorbat dapat diterapkan dalam kemasan chamber kedap udara bervolume 2.064,59 cm3 (AsA) atau kemasan 2 lapis plastic wrapping (AsC).


balik ke daftar

UJI DAYA ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) TERHADAP Escherichia coli SECARA IN VITRO


Daun jambu biji banyak digunakan masyarakat Indonesia khususnya di pedesaan untuk mengobati diare. Escherichia coli adalah penyebab diare tersering. Daun jambu biji mengandung antara lain flavonoid, minyak atsiri, dan alkaloid yang kemungkinan dapat menghambat pertumbuhan Escherichia coli.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daya antimikroba daun jambu biji terhadap Escherichia coli dan diameter zona hambat yang terbentuk pada berbagai konsentrasi ekstrak daun jambu biji.
Metode yang digunakan adalah metode difusi agar dengan rancangan percobaan acak lengkap. Pengamatan dilakukan dengan mengukur diameter zona hambat yang terbentuk pada konsentrasi ekstrak 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% pada agar Muller Hinton.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun jambu biji  memiliki daya antimikroba terhadap Escherichia coli dan daya hambatnya meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi ekstrak. Berdasarkan kriteria greenwood (2003) Konsentrasi 0%, 20%, 40%, 60% tidak memiliki respon hambat  dan konsentrasi 80% dan 100% memiliki respon hambat lemah terhadap Escherichia coli. Konsentrasi terbaik untuk mengeradikasi Escherichia coli adalah 80%.

balik ke daftar